SADAH DAN KUALITAS ESTETIS BUNYI TALEMPONG DALAM KAJIAN AKUSTIK
Abstract
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap pengaruh sadah (kapur) terhadap kualitas estetis bunyi talempong. Untuk menjaga kualitas estetis bunyi talempong, para tuo (tetua) talempong di Minangkabau menggunakan sadah. Sadah dioleskan pada bagian dalam talempong ruang resonansi sesuai dengan kualitas estetis bunyi fisik yang diharapkan para tuo talempong. Kualitas fisik merujuk pada pengamatan bentuk visual dan bunyi yang dihasilkan talempong. Bentuk dan bunyi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, oleh karena itu kualitas fisik talempong menjadi signifikan ketika kita menginginkan bunyi talempong yang dapat memenuhi rasa estetis. Signifikansi rasa estetis ditentukan oleh rono (warna) bunyi dan panjang-pendeknya bunyi berdengung ketika talempong dipukul; tuo talempong menyebutnya dangiang. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah model eksperimen. Eskperimen sebagai metode digunakan untuk mengetahui kualitas bunyi talempong sebelum dan sesudah disadahi.