REVITALISASI SENI TRADISI DALAM UPACARA PERNIKAHAN ADAT JAWA

  • Sarwanto Sarwanto Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta
  • Sri Rochana Widyastutieningrum Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta
  • sugeng nugroho Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta
  • N.R. Ardi Candra Dwi Atmaja Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta
Keywords: upacara pernikahan adat, Perubahan pernikahan adat Jawa, pandangan hidup dan jiwa, revitalisasi upacara adat pernikahan Jawa, makna filosofis dan simbolis

Abstract

Masyarakat Jawa memiliki tradisi menyelenggarakan perayaan pernikahan sebagai tanda memasuki kehidupan berkeluarga. Masyarakat menganggap upacara pernikahan menjadi hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Masing-masing daerah memiliki bentuk upacara pernikahan yang berbeda-beda, yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan budaya dan sosial yang berlaku pada masyarakat itu. Di Jawa dikenal ada beberapa tradisi pernikahan yang sering dilakukan oleh masyarakatnya, di antaranya: upacara pernikahan adat Yogyakarta, upacara pernikahan adat Surakarta, upacara pernikahan adat Sunda, upacara pernikahan adat Banyumas, upacara pernikahan adat Madura, upacara pernikahan adat pesisir. Masyarakat Jawa yang sudah tersebar di seluruh pelosok tanah air sering melaksanakan perkawinan dengan upacara pernikahan adat Jawa. Akan tetapi bentuk upacara yang dilakukan telah mengalami perubahan, baik dalam urutan upacara maupun rangkaian upacaranya. Perubahan di dalam upacara pernikahan adat Jawa tidak dapat dihindari karena pengaruh berbagai kehidupan sosial dan budaya masyarakat. Hal ini juga dipengaruhi oleh pandangan hidup dan jiwa yang berbeda. Perubahan pernikahan adat Jawa ini juga berakibat pada perubahan bentuk seni yang biasanya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari upacara, yaitu karawitan dan tari. Perubahan juga tampak pada instrumen musik untuk menyertai upacara, antara lain dengan menggunakan organelektrik atau keyboard saja. Perubahan ini bagi anak-anak muda tidak menjadi masalah, tetapi bagi orang tua menjadi hal yang memprihatinkan, karena beberapa rangkaian upacara adat yang memiliki makna filosofis dan simbolis yang mendalam sertadoa yang penting untuk pengantin atau keluarga baru yang melangsungkan pernikahan telah ditinggalkan. Dengan ditinggalkannya rangkaian adat tersebut di atas, maka berbagai nilai luhur atau nilai kearifan lokal menjadi hilang. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, ada upaya untuk merevitalisasi upacara adat pernikahan Jawa itu dengan merubah beberapa rangkaian adat denganmenciptakan beberapa karya tari, karya musik atau karawitan yang baru untuk melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai tradisi yang melekat pada upaccara pernikahan adat Jawa.

Published
2019-08-26