KESIAPAN TEKNOLOGI PENELITIAN PENCIPTAAN PENYAJIAN SENI LANGEN CARITA JAKA TINGKIR
Abstract
ABSTRAK
Jaka Tingkir adalah salah satu ceritera rakyat yang berkembang di daerah Demak. Ceritera ini diberi judul “Nglurug Tanpa Bala Menang Tanpa Ngasorake”. Dikemas dalam garap Langen Carita Jaka Tingkir. Pijakan garap ini adalah Lagendriyan yang berada di Mangkunegaran. Pola-pola garap Lengendriyan menjadi acuan dalam garap Langen Carita, hanya pada Langen Carita penonjolan gerak sebagai bentuk garap tariyang dikuatkan dengan garap Karawitan berisi tembang yang menjadi narasi alur ceritera.Untuk mencapai tujuan penelitian penciptaan seni dilakukan langkah-langkah yang berbasis research by praktice dengan metode observasi,eksperimen,dan pembentukan.Kegiatan ini diharapkan selesai dalam 2 tahun. Pada tahun pertama dapat membuat prototipe. Pada tahun kedua penyempurnaan karya dan pementasan karya tingkat Nasional.Tahun pementasan tingkat Internasional. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan metode garap penciptaan tari dan garap baru Langendriyan.Tingkat kesiapan teknologi merupakan ukuran pada luaran penelitian ini. Tingkat kesiapan teknologi pada penelitian ini termasuk dalam tingkat ke enam yaitu pengujian lapangan prototipe/produk/karya seni skala studio.
Kata Kunci: Langen Carita, kesiapan teknologi, metode.
ABSTRACT
Firstly the opera dance drama cration had been lead by noblige community in the early 1870th. Traditional sources in Java named the kind of performance is Langendriya from Yogyakarta. By the time of Langendriya’s creation followed by Langendriyan Mandraswaran in Mangkunegaran Palace and Langen Mandra Wanara which was created by Prime Minister of Yogyakarta. Pada kelanjutannya dramatari opera yang lahir kemudian adalah Langendriyan Mandraswaran di Pura Mangkunegaran, Surakarta dan Langen Mandra Wanara yang diciptakan Patih Yogyakarta. A several years later appeared many creation of dancedrama opera in Pakualaman Palace of Yogyakarta called Langen Asmarasupi and Langen Banjaransari. This article especially aims to the phenomena of opera dancedrama creation called Langen Carita from early 19th century which was loaded of educational media for native Java. A figure of Hadi Sukatno firstly trusted by Ki Hadjar Dewantara, a founder of Taman Siswa School to use a Langen Carita as didactic method in transfering of knowledge to the student of native Java. This article based on qualitative reserach combined by arts historical method. It must using heuristic method to study the valid data and critized the sources. Here heuristic step would destined in order to objectiv studies. The main approach of this article is ethnochoreology according to the material stuff in dancedrama as a branch of performing arts studies. Ethnochoreological perspectives needed to placed the dance studies keep in the multidemensional object. It has been related to search the basic of creation on opera dancedrama equal to dance study would viewed from cultural product.
Key words: langen carita, dramatari opera, nilai edukasi Keywords: langen carita, opera dance drama, value of education.