Taufiqur Rahman AUGMENTED REALITY SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF SENI TARI RANTAYA DI ISI SURAKARTA

  • Taufiqur Rahman Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Surakarta
  • Johan Patar Hutapea Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Surakarta
  • Latifah Azmul Fauzi Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Surakarta
  • Siti Cholifatur Rohmaniah Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Surakarta
  • Rendya Adi Kurniawan Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Surakarta
Keywords: augmented reality, Tari Rantaya, media pembelajaran, teknologi informasi.

Abstract

Setiap daerah di Nusantara ini memiliki perbedaan tradisi dan budayanya masing-masing, seperti seni tari.
Seni tari tradisi Nusantara didalamnya banyak mengandung muatan tentang pendidikan karakter sebagai
media transformasi nilai-nilai kehidupan dalam kepribadian seseorang dalam lingkungan masyarakat. Surakarta
terdapat tari khas daerah yang sudah menjadi kebanggaan bernama Tari Gaya Surakarta yang merupakan
salah satu tari tradisi yang turun-temurun masih menggunakan waton-waton atau patokan-patokan yang telah
ditentukan oleh para empu tari terdahulu. Tari Rantaya termasuk Tari Gaya Surakarta yang diajarkan kepada
mahasiswa Prodi Seni Tari, Fakultas Seni Pertunjukkan, ISI Surakarta pada semester II, IV, dan VI.
Permasalahan dari mahasiswa mengenai Tari Putra Alus ini antara lain, ritme yang sulit, pasangan menari
yang kurang mahir, keterbatasan waktu latihan dalam kelas, mahasiswa hanya mengandalkan mahasiswa
lain yang hafal dalam pengajaran di dalam kelas, media buku materi yang terbatas, dan kurangnya media
penunjang lain sebagai referensi visual. Upaya percepatan dan pengembangan pendidikan ke depan sangat
dibutuhkan adanya inovasi dan kreasi pembelajaran yang lebih baik. Augmented Reality (AR) sebagai hasil
berupa teknologi yang menggabungkan benda maya dua dimensi dan ataupun tiga dimensi ke dalam sebuah
lingkungan nyata tiga dimensi lalu memproyeksikan benda-benda maya tersebut dalam waktu nyata. Tahapan
perancangan AR, yaitu : Concept (Pengonsepan), Design (Perancangan), Material Collecting (Pengumpulan
Bahan), Assembly (Pembuatan), Testing (Pengujian), dan Distribution (Pendistribusian). Hasil perancangan
ini dibagi menjadi tiga karya desain yaitu : desain buku materi Rantaya, desain aplikasi Augmented Reality
(AR), dan desain modelling. Teknologi ini sangat membantu pembelajaran Tari Rantaya, mudah
pengoperasiannya dan dapat diulang-ulang agar mahasiswa Prodi Seni Tari FSP ISI Surakarta dapat melakukan
tarian tersebut sehingga materi perkuliahan dapat berjalan lancer. Augmented Reality (AR) dapat menjadi
solusi ke depannya, sehingga seni budaya nusantara dapat dipelajari dan dikembangkan agar tetap lestari
sekaligus menjaga warisan leluhur agar tidak punah.

Published
2020-01-27